Kamis, 06 Oktober 2011

Pembelajaran Pendidikan Berkarakter

contoh makalah :

Uraian berikut ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimanakah proses pembelajaran pendidikan karakter diimplementasikan? Di sini, guru bisa menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi peserta didik. Bukankah pemberian harus diselaraskan dengan mereka yang akan menerima pemberian sehingga dapat bermanfaat secara optimal?.
Model pembelajaran yang dimaksud pada judul di atas adalah berbagai cara-gaya belajar peserta didik dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-model belajar ini, diharapkan para guru dapat membelajarkan peserta didik secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Adapun model belajar yang akan dibahas, yaitu:
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Salah satu model pembelajaran yang dipandang cocok dalam membangun karakter perserta didik adalah diadopsi dari pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning ), di sini  konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong mereka membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

a.  Pendekatan Pembelajaran  
      Pendekatan pembelajaran berkarakter mendasarkan dari pada kecendrungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut.
       
·   Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri
·   Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru
·   Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan
·   Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisak, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
·   Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
·   Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide
·   Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.
Adapun perbedaan pembelajaran berkarakter dengan pembelajaran tradisional dalam dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

 Tabel 2.  Perbedaan Pendekatan Berkarakter Dengan Pendekatan Tradisional

No.
Pembelajaran Berkarakter
Pembelajaran Tradisional
1
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik
Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru
2
Peserta Didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima informasi
3
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
4
Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik
Memberikan tumpukan informasi kepada peserta didik sampai saatnya diperlukan
5
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
6
Peserta Didik menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
Waktu belajar peserta didik se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual)
7
Perilaku dibangun atas kesadaran diri
Perilaku dibangun atas kebiasaan
8
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan
9
Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
10
Peserta didik  tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
11
Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik
Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik
12
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
13
Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.

b. Penerapan Pendidikan Berkarakter di Kelas
Pendidikan karakter seperti dalam model desain dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.
1.      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
2.      Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3.      kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4.      Ciptakan masyarakat belajar
5.      Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6.      Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.      Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

c. Karakteristik Pembelajaran Berkarakter
  Adapun yang menjadi ciri-ciri (karakteristik) Pembelajaran berkarakter adalah sebagai berikut:
1.        Kerjasama
2.        Saling menunjang
3.        Menyenangkan, tidak membosankan
4.        Belajar dengan bergairah
5.         Pembelajaran terintegrasi
6.        Menggunakan berbagai sumber
7.        Siswa aktif
8.        Sharing dengan teman
9.        Siswa kritis guru kreatif
10.    Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain
11.    Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
d. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendidikan Berkarakter
Dalam pembelajaran berkarakter, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmentnya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran berkarakter. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis karakter adalah sebagai berikut.
1.    Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar
2.    Nyatakan tujuan umum pembelajarannya
3.    Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
4.    Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
5.    Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa peserta didik dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

II.      Kesimpulan
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.
Pendidik dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya pendidik juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan.
Bagaimanapun  juga  karakter para  mahasiswa  dan  pelajar sangat  menentukan  karakter bangsa  yang  merupakan  aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas  karakter  bangsa  menentukan  kemajuan  suatu  bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak di bangku sekolah dan kuliah.
Semoga saja tawaran solusi itu bisa untuk mengurangi tawuran di dunia  pendidikan  sekaligus  mengembalikan citra pendidikan Indonesia menjadi tempat memanusiakan manusia (humanizing human being).
           Kepustakaan.
Direktorat  Pembinaan SMP, 2006. Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional .
Tim Pendidikan Berkarakter, 2010. Kementrian Pendidikan Nasional .
www∕html. 2010. Membangun Pendidikan Berkarakter.
www∕html. 2010. Model Pendidikan Berkarakter, pembelajaran aktif.

Tidak ada komentar: